publiklampung.com -- Seorang kepala sekolah di Kabupaten Pringsewu, Lampung, menjadi sorotan setelah diketahui tidak masuk kerja selama tiga bulan berturut-turut. Kondisi ini menimbulkan keresahan di kalangan guru dan orang tua siswa, mengingat peran kepala sekolah sangat penting dalam mengatur jalannya kegiatan pendidikan.
Ketidakhadiran kepala sekolah tersebut disebut-sebut tanpa alasan yang jelas. Pihak sekolah menyebutkan bahwa sejak awal mangkir, belum ada penjelasan resmi terkait penyebab absennya pimpinan sekolah tersebut. Hal ini membuat proses koordinasi di sekolah menjadi terkendala.
Dinas Pendidikan Kabupaten Pringsewu pun turun tangan untuk menindaklanjuti laporan tersebut. Menurut pejabat dinas, absensi tanpa keterangan dalam jangka waktu lama merupakan pelanggaran disiplin kerja yang serius.
Jika terbukti melakukan pelanggaran, kepala sekolah tersebut terancam dicopot dari jabatannya. Pencopotan ini bukan hanya bentuk sanksi, tetapi juga langkah untuk menjaga agar roda pendidikan di sekolah tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Pihak dinas juga menegaskan bahwa seorang kepala sekolah memiliki tanggung jawab moral dan administratif terhadap siswa, guru, dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, ketidakhadiran yang berlarut-larut dianggap tidak bisa ditoleransi.
Sejumlah orang tua murid berharap agar masalah ini segera diselesaikan. Mereka menilai kepemimpinan sekolah tidak boleh kosong terlalu lama karena dapat memengaruhi mutu pembelajaran anak-anak.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa kedisiplinan aparatur, termasuk tenaga pendidik, harus ditegakkan. Dengan adanya langkah tegas dari pemerintah daerah, diharapkan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
0 comments:
Post a Comment