Bandar Lampung-publiklampung.com -- Balai Karantina Provinsi Lampung berhasil menemukan 180 ekor sirip hiu rhynchobatus. Sirip hiu seberat 20 kilogram yang dikemas dalam karton itu akan dikirim ke Pulau Jawa.
Tim Pusat Karantina mencegat sirip hiu ilegal tersebut di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan pada Selasa (5/3/2034) pukul 05.30 WIB.
Akhir Santoso, Kepala Unit Karantina Bakauheni, mengatakan pengungkapan ini terjadi setelah pihaknya mendapat informasi adanya pengiriman sirip hiu dari Medan.
"Awalnya kami mendapatkan informasi bahwa akan ada pengiriman sirip hiu dari Medan melalui Pelabuhan Bakauheni. Dari informasi tersebut kami lakukan penyelidikan dan mendapati mobil bus yang membawa paket tersebut," katanya, Rabu (6/3/2024).
Setelah memeriksa paket berisi sirip hiu, pengemudi mengaku tidak memiliki izin.
"Kami lakukan pemeriksaan dan dari keterangan sopir bahwa barang-barang tersebut tidak memiliki surat izin akhirnya kami sita dan sopir kami bawa untuk dimintai keterangan," jelasnya.
Menurut Santoso, puluhan kilogram sirip hiu yang tidak disertai surat keterangan kesehatan karantina tidak dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina untuk dilakukan tindakan karantina, melanggar Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019.
"Tidak dilengkapi Surat Izin Pemanfaatan Jenis Ikan (SIPJI) yang diterbitkan oleh Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Surat Angkut Jenis Ikan (SAJI) yang diterbitkan oleh UPT Ditjen Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (PKRL) atau Balai/Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (PSPL) sehingga melanggar aturan dalam Undang-undang nomor 21 Tahun 2019," ungkapnya.
Sirip hiu rhynchobatus tercantum dalam Lampiran II, yang menunjukkan bahwa sirip hiu ini tidak terancam punah tetapi dapat terancam punah jika diperdagangkan tanpa peraturan.
0 comments:
Post a Comment