Bandar Lampung - publiklampung.com -- Akhirnya M. Habil (50) bisa lebih tenang menghadapi masa depannya. Pria yang menjabat sebagai guru honorer di Lampung Utara selama dua puluh tahun ini diangkat menjadi pegawai pemerintah dalam formasi P1 dengan perjanjian kerja (PPPK). Inilah alasan perubahan tersebut.
Ayah tiga anak ini mengandalkan kemampuannya membaca Alquran dan mengajar anak-anak setempat saat bekerja sebagai guru di SMP Negeri 1 Bukit Kemuning.
Ia bekerja sebagai buruh tani di perkebunan kerabatnya untuk menambah penghasilannya. Sejak tahun 2002, saat ia menamatkan studi S1 di IAIN Raden Intan Bandar Lampung—yang kini berganti nama menjadi Universitas Islam Negeri (UIN)—ia menekuni hal tersebut.
Gaji Abil sebagai guru honorer awalnya kecil, kurang dari Rp 200 ribu. Namun sepuluh tahun terakhir sebelum pensiun, mereka akhirnya memperoleh status yang lebih jelas melalui ketekunan dan kerja keras.
"Alhamdulillah, doa anak dan istri diijabah Allah," kata Habil, yang menunggu antrean hasil tes uji kejiwaan di RSD HM Mayjend (purn) Ryacudu Kotabumi, Kamis, 28 Desember 2023.
Pasalnya, guru honorer hanya menerima gaji sebesar Rp450 ribu per bulan dengan imbalan 15 jam mengajar setiap minggunya.
"Kami menutupi kebutuhan hidup, seperti makan dan menyekolahkan anak dengan bekerja serabutan selama ini. Mulai guru ngaji, tukang kebun dan berdagang. Alhamdulillah setelah tiga kali mengurus berkas dan pada kesempatan terakhir, akhirnya bisa diangkat menjadi PPPK," kata dia.
Pria lanjut usia tersebut menunggu gilirannya dipanggil oleh seorang profesional medis untuk membagikan hasil tesnya. Syarat administratif untuk menjadi guru PPPK adalah berkas ini.
Dia mengaku tidak pernah mengeluh dan terus bersyukur. "Saya tidak banyak berharap, tetapi yakin keputusan tuhan tidak pernah salah atau bahkan meleset. Semua kehidupan ada garisannya," ujar dia.
Dia berharap pengangkatan sebagai guru PPPK memberi banyak manfaat bagi keluarganya. "Mudah - mudahan dapat memberi arti kepada keluarga," ujarnya.
0 comments:
Post a Comment