Lagi Ngetren Gaya Hidup Slow Living, Kenali Manfaat Dan Kekurangannya - .
RajaBackLink.com

Lagi Ngetren Gaya Hidup Slow Living, Kenali Manfaat Dan Kekurangannya

Indonesia - publiklampung.com -- Gaya Hidup Slow Living Belakangan Ramai Menjadi Perbincangan Hangat Jagat Dunia Maya. Tertarik Dengan Gaya Hidup Ini? Yuk Kenali Dulu Manfaat Dan Kekurangan Slow Living.

Istilah slow living belakangan ini tengah viral di media sosial. Slow living merupakan konsep gaya hidup yang berseberangan dengan dunia modern yang berjalan makin cepat. Sederhananya, slow living adalah gaya hidup melambat dan hati-hati.

Meski hidup melambat di tengah dunia yang berjalan cepat, slow living ternyata memiliki banyak manfaat. Para ahli percaya pemikiran slow living membuat hidup terasa lebih bermakna. Orang-orang yang menerapkan hidup slow living diklaim lebih bahagia dan menikmati hidup.

Meski hidup melambat, bukan berarti orang-orang dengan gaya hidup slow living pemalas dan tak mau maju. Hal ini dibenarkan oleh seorang penulis terkenal asal Kanada tentang hidup slow living dalam bukunya yang bertajuk "In Praise of Slow", Carl Honore.

"Prinsip utama dari filosofi slow living adalah meluangkan waktu untuk melakukan sesuatu dengan benar dan dengan demikian lebih menikmatinya," kata Carl Honore. "Alih-alih menjalani hari-hari kita secepat mungkin, melambat membantu kita lebih menikmati hidup."

Meski slow living memiliki banyak manfaat, beberapa orang merasa gaya hidup satu ini tidaklah cocok untuk mereka. Karena itu, WowKeren di artikel kali ini akan mengulas sejumlah manfaat dan kekurangan dari gaya hidup slow living.


1. Hidup Tenang Dan Lebih Bermakna

Hasil beberapa survey dari mereka yang telah menerapkan gaya hidup slow living, kebanyakan orang merasa lebih tenang dan damai. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Carl Honore yang mengklaim slow living membuat seseorang memiliki lebih banyak waktu dan ketenangan.

"Manfaat besar dari slow living adalah mendapatkan kembali waktu dan ketenangan untuk menjalin hubungan yang bermakna dengan orang, dengan budaya, dengan pekerjaan, dengan alam, dengan tubuh dan pikiran kita sendiri," kata Carl Honore.


2. Relasi Antar Keluarga Dan Teman Makin Menguat

Selain membuat hidup lebih tenang, slow living dipercaya bisa menguatkan relasi antar keluarga dan sahabat. Hal ini karena mereka yang hidup dengan konsep slow living lebih mudah meluangkan waktu untuk orang-orang terkasih dan bisa menghargai momen-momen kecil. Seorang konselor dan pakar traumatis, Candace Kotkin-De Carvalho menyetujui pandangan tersebut.

"Ini tentang menciptakan hubungan yang bermakna dengan orang-orang dan lingkungan di sekitar kita, menjalani hidup tanpa tergesa-gesa atau khawatir dan meluangkan waktu untuk menghargai momen-momen kecil," terang Candace.


3. Insecurities Dan Tekanan Berkurang

Sudah menjadi rahasia umum jika insecurities dan tekanan sosial kerap menjadi musuh bagi sebagian masyarakat. Banyak orang gelisah dan stres karena rasa insecurities dan tekanan yang mereka miliki. Karena perasaan ini lah beberapa kegiatan dan aktivitas tak bisa dilakukan dengan maksimal.

Nah, gaya hidup slow living dinilai mampu mengurangi insecurities dan tekanan dalam diri seseorang. Itu mengapa, orang-orang dengan gaya hidup slow living dinilai lebih bahagia dan menikmati hidup. Dengan hati yang bahagia, banyak rencana akan berjalan maksimal.


4. Miliki Kesehatan Fisik Dan Mental Lebih Baik

Berkurangnya insecurities tentu membawa dampak yang baik bagi diri seseorang. Semakin damai hidup seseorang, tentu semakin baik kesehatan mental dan fisik yang mereka miliki. Keuntungan semacam ini bisa didapatkan oleh mereka yang menerapkan gaya hidup slow living.

Slow living juga mendorong Anda untuk menghabiskan lebih banyak waktu di luar ruangan yang juga memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Beristirahat lebih lama dari media sosial dan menikmati lebih banyak waktu di alam akan membantu Anda merasa lebih seimbang.


5. Lebih Produktif Dan Kreatif

Keterampilan multitasking tentu merupakan aset bagi sebagian orang. Tetapi, beberapa peneliti mengklaim terlalu sering melakukan multitasking akan membawa dampak buruk. Misalnya, keakuratan suatu pekerjaan akan menurun ketika seseorang mencoba untuk melakukan multitasking.

Berbeda jika Anda menerapkan gaya hidup slow living. Anda akan memahami bagaimana cara memprioritaskan tugas. Kondisi itu membuat Anda mampu mengerjakan setiap tugas dengan fokus penuh. Anda lebih bisa menghargai waktu dan itu akan meningkatkan disiplin diri, produktifitas serta kreatifitas.

Selain 5 manfaat, slow living ternyata juga memiliki beberapa kekurangan. Pasalnya, tak semua orang mampu menyesuaikan diri dengan gaya hidup slow living.


6. Tidak Cocok Untuk Semua Orang

Seperti yang telah dibahas, slow living adalah gaya hidup dengan konsep melambat. Tentu tak semua orang bisa cocok dengan gaya hidup satu ini. Terlebih lagi untuk mereka yang sudah terbiasa bekerja dan berpikir cepat.

Apalagi, masih banyak orang memandang slow living sebelah mata. Beberapa orang berpikir slow living akan membuat karier mereka tertinggal di tengah dunia modern yang semakin bergerak cepat.


7. Besarnya Tekanan Sosial

Di dunia yang serba cepat dan sibuk, slow living bisa menjadi sebuah tantangan. Mereka yang hidup dengan slow living seringkali diledek lambat dan tertinggal. Terkadang, orang-orang di sekitar kita mungkin tidak memahami atau mendukung gaya hidup ini, yang dapat menyebabkan tekanan sosial.

Karena itu, menerapkan gaya hidup slow living memerlukan waktu serta kesabaran dan beberapa orang mungkin merasa frustrasi atau tidak sabar dalam prosesnya. Untuk mereka yang tak cocok dengan gaya hidup ini mungkin bakal menyerah, sedang orang-orang yang menikmatinya akan bertahan.


8. Tantangan Ekonomi

Selain tekanan sosial, gaya hidup slow living mungkin akan menghadapkan penganutnya pada tantangan ekonomi. Beberapa orang mungkin akan menghadapi kesulitan finansial ketika mereka mengurangi kapasitas konsumsi mereka.

Selain itu, orang-orang dengan slow living biasanya kurang mempunyai sikap kompetitif. Mereka cenderung akan bergerak hati-hati dan tak terkecoh dengan hal-hal yang bersifat duniawi. Jika tak diarahkan dengan baik, sifat ini akan mengacu pada rasa malas dan tak mau berusaha menjadi lebih baik.


9. Kurang Gaul Atau Tertinggal Tren

Beberapa orang mungkin merasa tertinggal atau kehilangan peluang dalam hidup karena mengurangi kecepatan dan tuntutan untuk terus bergerak maju. Hal ini membuat mereka kerap merasa kurang gaul dan tertinggal akan tren.

Apalagi, orang-orang slow living biasanya sangat membatasi pemakaian media sosial. Sehingga, tertinggal tren viral atau minimnya pengetahuan soal teknologi baru mungkin saja terjadi. Namun, bukan berarti mereka tak produktif ataupun tidak mau berkembang ya.


10. Terjebak Dengan Penilaian Diri Sendiri

Slow living ternyata bisa menimbulkan efek samping, salah satunya adalah mudah terjebak dengan penilaian diri sendiri. Mereka mungkin sulit menerima pandangan orang lain karena terlalu nyaman dengan pemikirannya sendiri. Hal ini dibenarkan oleh seorang psikoterapi holistik, Kathleen deVos.

"Saat kita melambat, dan sebagian alasannya menurut saya ada banyak ketakutan. Ini bisa menakutkan. Kita mungkin bertemu dengan penilaian diri sendiri, emosi yang tidak biasa, ketakutan akan apa yang akan terjadi jika kita mundur atau menjauh," jelas Katleen.

Nah, itu dia manfaat dan kekurangan dari gaya hidup slow living. Bagaimana tertarik untuk mencoba? Semoga dengan adanya artikel ini bisa menambah pengetahuan Anda tentang gaya hidup slow living ya.

Editor : Anisa Bela
Reporter : Helmi Ragil
Released © publiklampung.com

Share on Google Plus

About Publik Lampung

PT.Tricitra Media Coorporate provides one stop automated solution for your Technology. Depending on the size and field of your organization, we have different products and services to meet your requirements. We provide the optimum and customized solutions made for your organization.

0 comments:

Post a Comment